Electric Bus



Dewasa ini perkembangan transportasi darat seperti bus di Indonesia sungguh memprihatinkan. Transportasi di Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara maju di dunia. Bahkan di kawasan regional Indonesia masih kalah dengan negara Singapura dan Malaysia. Di kedua negara tersebut transportasi nya sudah sangat maju. Contohnya di Malaysia sudah mempunyai transportasi unggulan seperti monorel dan trem. Singapura juga tak kalah. Mereka sudah mempunyai transportasi yg maju seperti bus tingkat dan kendaraan-kendaran yang ramah lingkungan.
Saya sebagai warga negara Indonesia sangat sedih bila kita masih tertinggal dari kedua negara tersebut utamanya di bidang transportasi. Terinspirasi oleh bus listrik “Hevina” yang di buwat di Yogyakarta bebrapa waktu yang lalu, saya mempunyai impian untuk bangsa ini agar bus kota yang ada di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya menguunakan tekhnologi tersebut.
Sudah menjadi rahasia umum bus kota di kota-kota besar masih banyak yang tidak layak pakai. Ini membuat udara di kota-kota besar tersebut menjadi tercemar dan akan menimbulkan efek global warming.
 Bus listrik ini dirancang untuk pengisian listrik pada baterai berkapasitas 850 ampere. Sekali pengisian penuh bisa untuk mencapai jarak tempuh 160 kilometer sampai 190 kilometer. Kecepatan maksimum bus listrik mencapai 115 kilometer per jam. Selain itu, ramah lingkungan karena tanpa emisi gas buang.
Tidak lupa juga untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar listrik di setiap titik yang ada di kota-kota tersebut. Program ini juga bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam hal penghematan BBM. Di harapkan juga setelah bus kota memkai bahan bakar listrik, udrara di kota-kota besar tersebut lebih segar dan bersih sehingga efek global warming paling tidak bisa di kurangi.
Semoga ide saya untuk negara ini bisa terwujud dalam beberapa tahun ke depan sehingga negara kita tercinta ini dapat bersaing di dunia nternasional utamnaya dalam bidang tekhnologi. Amiin…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar